Jalan-Jalan Wisata ke Lapas Sukamiskin
Mengajak keluarga untuk berlibur bersama rupanya sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini.
Selain dapat melepas penat akan aktivitas dunia kerja sehari-hari,kegiatan ini juga dapat menambah keharmonisan rumah tangga dan meningkatkan pengetahuan keluarga.
Mengunjungi lokasi-lokasi yang menyuguhkan pesona pemandangan alam ataupun lokasi wisata seperti taman bermain dan kebun binatang, serta mendatangi pusat hiburan dan perbelanjaan mungkin sudah menjadi hal biasa yang dilakukan.
Bila demikian, ada baiknya bila dicari lokasi berlibur baru yang tergolong unik dan mendidik. Bagi yang senang akan hal-hal “berbau” nilai sejarah, mencoba wisata heritage adalah salah satu pilihan yang dapat dilakukan.
Selain mengunjungi museum-museum, yaitu salah satu lokasi yang menampung banyak benda bersejarah, mengunjungi lembaga pemasyarakatan (Lapas) atau penjara boleh jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan bersama keluarga.
Mendengar kata Lapas atau penjara mungkin timbul rasa takut. Ini adalah sesuatu yang wajar, karena biasanya tempat tersebut sangat identik dengan kejahatan dan pelaku kejahatan di dalamnya.
Namun demikian, Lapas yang sangat menarik dikunjungi adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin yang terletak di Bandung, Jawa Barat.
Di lembaga pemasyarakatan inilah sebuah pemikiran tentang Kemerdekaan Indonesia berawal. Di bangunan seluas 14 hektar ini, dalam salah satu selnya berukuran 3.2 × 2.5 meter, nomor kamar 233 (sekarang namanya ruangan Timur Atas 01 atau TA 01), Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno pernah jadi penghuninya, dihukum pemerintah kolonial Belanda selama setahun enam bulan (1930-1931) sebagai tahanan politik di situ.
Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuhham), Patrialis Akbar, beserta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadikan lembaga pemasyarakatan yang terletak di Jalan A.H Nasution itu sebagai salah satu objek wisata di Jawa Barat pada akhir tahun 2010.
“Wisata lapas ini pertama kalinya di Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya wisata lapas ini, masyarakat tidak takut dengan penjara dan dapat dijadikan sebagai edukasi kepada masyarakat,” kata Patrialis Akbar usai menghadiri acara penandatanganan peraturan bersama tentang Sinkronisasi Sistem Peradilan Pidana, di Bandung, Selasa 22 Juni 2010.
Meski sudah cukup lama, namun sel tahanan Bung Karno ini masihterlihat rapi dan terawat, dengan dua jendela yang menghadap ke arah matahari terbit. Soekarno menghabiskan masa-masa hukumannya dengan membaca buku.
Hal ini terbukti dengan adanya dua buah lemari dan sebuah rak buku dengan 16 buku koleksi Bung Karno di dalam kamar tersebut. Selain itu, ada pula foto-foto presiden pertama Indonesia itu.
Petugas setempat mengakui, bahwa kondisi dan posisi barang-barang yang ada di dalam kamar TA 01 ini tetap seperti apa adanya saat dihuni Soekarno, hanya cat pada dindingnya saja yang telah diubah dengan warna biru dari sebelumnya berwarna putih.
Pada masanya, penjara Sukamiskin merupakan penjara yang dikhususkan untuk tahanan intelektual.
Lapas yang dibangun pada tahun 1918 ini merupakan hasil karya arsitektur asal Belanda, Prof CP Wolff Schoemaker, dengan jumlah sel tahanan sebanyak 552 kamar yang terdiri atas empat blok, yaitu Blok Barat, Timur, Utara dan Selatan.
Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan dapat mengambil rute melalui Leuwi Panjang lalu turun di kawasan Cibiru, kemudian dilanjutkan dengan naik angkutan kota (angkot) jurusan Cicaheum.
Sedangkan jika dari Stasiun Bandung, dapat menggunakan angkot yang menuju Sadang Serang, lalu turun di Makam Pahlawan Cikutra. Dari lokasi tersebut, perjalanan bisa menggunakan angkot menuju Cicaheum (nama angkotnya Cicaheum-Ledeng/Cicaheum Binong). Kemudian dilanjutkan lagi dengan angkot yang menuju ke arah Cibiru untuk mencapai Lapas Sukamiskin.
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36055
Selain dapat melepas penat akan aktivitas dunia kerja sehari-hari,kegiatan ini juga dapat menambah keharmonisan rumah tangga dan meningkatkan pengetahuan keluarga.
Mengunjungi lokasi-lokasi yang menyuguhkan pesona pemandangan alam ataupun lokasi wisata seperti taman bermain dan kebun binatang, serta mendatangi pusat hiburan dan perbelanjaan mungkin sudah menjadi hal biasa yang dilakukan.
Bila demikian, ada baiknya bila dicari lokasi berlibur baru yang tergolong unik dan mendidik. Bagi yang senang akan hal-hal “berbau” nilai sejarah, mencoba wisata heritage adalah salah satu pilihan yang dapat dilakukan.
Selain mengunjungi museum-museum, yaitu salah satu lokasi yang menampung banyak benda bersejarah, mengunjungi lembaga pemasyarakatan (Lapas) atau penjara boleh jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan bersama keluarga.
Mendengar kata Lapas atau penjara mungkin timbul rasa takut. Ini adalah sesuatu yang wajar, karena biasanya tempat tersebut sangat identik dengan kejahatan dan pelaku kejahatan di dalamnya.
Namun demikian, Lapas yang sangat menarik dikunjungi adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin yang terletak di Bandung, Jawa Barat.
Di lembaga pemasyarakatan inilah sebuah pemikiran tentang Kemerdekaan Indonesia berawal. Di bangunan seluas 14 hektar ini, dalam salah satu selnya berukuran 3.2 × 2.5 meter, nomor kamar 233 (sekarang namanya ruangan Timur Atas 01 atau TA 01), Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno pernah jadi penghuninya, dihukum pemerintah kolonial Belanda selama setahun enam bulan (1930-1931) sebagai tahanan politik di situ.
Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuhham), Patrialis Akbar, beserta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadikan lembaga pemasyarakatan yang terletak di Jalan A.H Nasution itu sebagai salah satu objek wisata di Jawa Barat pada akhir tahun 2010.
“Wisata lapas ini pertama kalinya di Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya wisata lapas ini, masyarakat tidak takut dengan penjara dan dapat dijadikan sebagai edukasi kepada masyarakat,” kata Patrialis Akbar usai menghadiri acara penandatanganan peraturan bersama tentang Sinkronisasi Sistem Peradilan Pidana, di Bandung, Selasa 22 Juni 2010.
Meski sudah cukup lama, namun sel tahanan Bung Karno ini masihterlihat rapi dan terawat, dengan dua jendela yang menghadap ke arah matahari terbit. Soekarno menghabiskan masa-masa hukumannya dengan membaca buku.
Hal ini terbukti dengan adanya dua buah lemari dan sebuah rak buku dengan 16 buku koleksi Bung Karno di dalam kamar tersebut. Selain itu, ada pula foto-foto presiden pertama Indonesia itu.
Petugas setempat mengakui, bahwa kondisi dan posisi barang-barang yang ada di dalam kamar TA 01 ini tetap seperti apa adanya saat dihuni Soekarno, hanya cat pada dindingnya saja yang telah diubah dengan warna biru dari sebelumnya berwarna putih.
Pada masanya, penjara Sukamiskin merupakan penjara yang dikhususkan untuk tahanan intelektual.
Lapas yang dibangun pada tahun 1918 ini merupakan hasil karya arsitektur asal Belanda, Prof CP Wolff Schoemaker, dengan jumlah sel tahanan sebanyak 552 kamar yang terdiri atas empat blok, yaitu Blok Barat, Timur, Utara dan Selatan.
Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan dapat mengambil rute melalui Leuwi Panjang lalu turun di kawasan Cibiru, kemudian dilanjutkan dengan naik angkutan kota (angkot) jurusan Cicaheum.
Sedangkan jika dari Stasiun Bandung, dapat menggunakan angkot yang menuju Sadang Serang, lalu turun di Makam Pahlawan Cikutra. Dari lokasi tersebut, perjalanan bisa menggunakan angkot menuju Cicaheum (nama angkotnya Cicaheum-Ledeng/Cicaheum Binong). Kemudian dilanjutkan lagi dengan angkot yang menuju ke arah Cibiru untuk mencapai Lapas Sukamiskin.
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36055
0 komentar:
Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami