Senin, 29 Oktober 2012

LIM A GOH, Kontraktror yang membangun PENJARA SUKAMISKIN, Tapi juga sempat merasakan dinginnya penjara Sukamiskin pada saat penjajahan JEPANG


Lim A Goh lahir di Konghu Cina tahun 1890, datang ke Batavia tahun 1906 menyusul ayahnya yang sudah terlebih dahulu ke Batavia. Tahun 1909 Lim A Goh sebagai pengrajin kayu yang handal pindah ke Bandung dan menuntut ilmu di sekolah teknik dan kursus bahasa Belanda. Awalnya Lim A Goh tinggal di Gg. Soeniaradja (Gg. Suniaraja) kemudian pindah ke Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Rumah di Jl. Pecinan Lama.

Tahun 1914 Lim A Goh resmi mendirikan perusahaan Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh yang berkantor di Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh bergerak di bidang pengerjaan pekerjaan sipil (bangunan, jalan, pengairan, jembatan) dari pihak Pemerintahan Kota, Militer bagian Zeni dan swasta. Antara tahun 1914 –1920 Lim A Goh telah membangun banyak bangunan berukuran besar dan kecil untuk rumah tinggal, sekolah, perkantoran, penjara, barak militer dan gedung pertunjukan, tepatnya tahun 1918 dia membangun PENJARA SUKAMISKIN.

Lim A Goh punya cara unik untuk mendidik para pegawainya agar menjadi profesional. Sebuah cara yang bila diterapkan sekarang pasti akan menimbulkan rasa marah para pegawainya dan cibiran disertrai kata “keterlaluan, dasar tidak mau rugi”dari para saingannya. Ketika pagi-pagi pegawainya meminta bahan kerja, seperti paku misalnya, Lim A Goh akan bertanya untuk pekerjaan apa saja. Berdasarkan rincian kerja yang dikatakan pegawainya Lim A Goh memberinya paku tepat sebanyak yang dibutuhkan untuk seluruh pekerjaan yang diutarakan. Bila kemudian ternyata ada beberapa paku yang patah atau bengkok ketika dipakukan, pengambilan paku pengganti harus disertai pengembalian paku-paku yang rusak. Cara unik ini mengajarkan pegawainya untuk bekerja secara hati-hati, berdisiplin, bekerja dengan teknik pengerjaan yang benar, menghargai barang perusahaan, dan memupuk rasa ikut memiliki perusahaan karena dari perusahaan itulah mereka mendapatkan sesuatu untuk kehidupan mereka. Para pegawainya dapat menerima cara pendidikan Lim A Goh, terbukti sering dan banyaknya pegawai dan keluarganya berkunjung ke rumah Lim A Goh yang semuanya diterima dengan tangan terbuka dan ramah.

Lim A Goh bukan tipe anemer yang mencari tambahan keuntungan lewat pengurangan bahan atau kualitas bahan kerja yang akan menurunkan kualitas bangunan sebagaimana yang sering dilakukan oleh beberapa kontraktor dewasa ini. Lim A Goh punya kiat khusus dalam memanfaatkan limbah kerja. Spesifikasi pekerjaan pembetonan di masa Hindia Belanda mensyaratkan penggunaan papan kayu berkualitas baik untuk dinding tempat pengecoran beton, bahkan pada pekerjaan pembangunan viaduct jalan kereta api, papan yang digunakan adalah papan kayu jati. Tidak seperti sekarang yang cukup dengan papan kayu Albasiah yang bentuknya seringkali melengkung, tidak empat persegi panjang, pecah atau berlubang. Pada saat pekerjaan pengecoran selesai, papan-papan dilepaskan dengan hati-hati agar tidak rusak dari beton hasil pengecoran. Papan-papan tersebut tidak dibuang begitu saja atau dipakai kayu bakar oleh para pekerja. Setelah semua terkumpul papan-papan tersebut dibawa ke tempat pengerjaan perabot rumah milik Lim A Goh untuk dijadikan kursi, meja dan perabot lainnya. Cara ini memberikan keuntungan berlebih dari produksi perabot rumah yang masih ditekuninya walaupun sudah menjadi anemer besar.

Tahun 1942 ketika tentara Jepang menduduki Bandung, rumah dan kantor anemer Lim A Goh digeledah dan diobrak-abrik sehingga banyak arsip kantor yang hilang dan hancur. Anemer Lim A Goh sempat dimasukkan ke dalam kamp interniran di penjara Sukamiskin yang dia bangun untuk beberapa bulan oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai kolaborator pemerintah Hindia Belanda. Kejadian ini pasti tidak pernah terbayangkan oleh Lim A Goh ketika membangun penjara Sukamiskin pada awal tahun 1920-an.

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

LIM A GOH, Kontraktror yang membangun PENJARA SUKAMISKIN, Tapi juga sempat merasakan dinginnya penjara Sukamiskin pada saat penjajahan JEPANG


Lim A Goh lahir di Konghu Cina tahun 1890, datang ke Batavia tahun 1906 menyusul ayahnya yang sudah terlebih dahulu ke Batavia. Tahun 1909 Lim A Goh sebagai pengrajin kayu yang handal pindah ke Bandung dan menuntut ilmu di sekolah teknik dan kursus bahasa Belanda. Awalnya Lim A Goh tinggal di Gg. Soeniaradja (Gg. Suniaraja) kemudian pindah ke Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Rumah di Jl. Pecinan Lama.

Tahun 1914 Lim A Goh resmi mendirikan perusahaan Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh yang berkantor di Chinesche Voorstraat (Jl. Pecinan Lama). Bouwbureau en Aannemer Lim A Goh bergerak di bidang pengerjaan pekerjaan sipil (bangunan, jalan, pengairan, jembatan) dari pihak Pemerintahan Kota, Militer bagian Zeni dan swasta. Antara tahun 1914 –1920 Lim A Goh telah membangun banyak bangunan berukuran besar dan kecil untuk rumah tinggal, sekolah, perkantoran, penjara, barak militer dan gedung pertunjukan, tepatnya tahun 1918 dia membangun PENJARA SUKAMISKIN.

Lim A Goh punya cara unik untuk mendidik para pegawainya agar menjadi profesional. Sebuah cara yang bila diterapkan sekarang pasti akan menimbulkan rasa marah para pegawainya dan cibiran disertrai kata “keterlaluan, dasar tidak mau rugi”dari para saingannya. Ketika pagi-pagi pegawainya meminta bahan kerja, seperti paku misalnya, Lim A Goh akan bertanya untuk pekerjaan apa saja. Berdasarkan rincian kerja yang dikatakan pegawainya Lim A Goh memberinya paku tepat sebanyak yang dibutuhkan untuk seluruh pekerjaan yang diutarakan. Bila kemudian ternyata ada beberapa paku yang patah atau bengkok ketika dipakukan, pengambilan paku pengganti harus disertai pengembalian paku-paku yang rusak. Cara unik ini mengajarkan pegawainya untuk bekerja secara hati-hati, berdisiplin, bekerja dengan teknik pengerjaan yang benar, menghargai barang perusahaan, dan memupuk rasa ikut memiliki perusahaan karena dari perusahaan itulah mereka mendapatkan sesuatu untuk kehidupan mereka. Para pegawainya dapat menerima cara pendidikan Lim A Goh, terbukti sering dan banyaknya pegawai dan keluarganya berkunjung ke rumah Lim A Goh yang semuanya diterima dengan tangan terbuka dan ramah.

Lim A Goh bukan tipe anemer yang mencari tambahan keuntungan lewat pengurangan bahan atau kualitas bahan kerja yang akan menurunkan kualitas bangunan sebagaimana yang sering dilakukan oleh beberapa kontraktor dewasa ini. Lim A Goh punya kiat khusus dalam memanfaatkan limbah kerja. Spesifikasi pekerjaan pembetonan di masa Hindia Belanda mensyaratkan penggunaan papan kayu berkualitas baik untuk dinding tempat pengecoran beton, bahkan pada pekerjaan pembangunan viaduct jalan kereta api, papan yang digunakan adalah papan kayu jati. Tidak seperti sekarang yang cukup dengan papan kayu Albasiah yang bentuknya seringkali melengkung, tidak empat persegi panjang, pecah atau berlubang. Pada saat pekerjaan pengecoran selesai, papan-papan dilepaskan dengan hati-hati agar tidak rusak dari beton hasil pengecoran. Papan-papan tersebut tidak dibuang begitu saja atau dipakai kayu bakar oleh para pekerja. Setelah semua terkumpul papan-papan tersebut dibawa ke tempat pengerjaan perabot rumah milik Lim A Goh untuk dijadikan kursi, meja dan perabot lainnya. Cara ini memberikan keuntungan berlebih dari produksi perabot rumah yang masih ditekuninya walaupun sudah menjadi anemer besar.

Tahun 1942 ketika tentara Jepang menduduki Bandung, rumah dan kantor anemer Lim A Goh digeledah dan diobrak-abrik sehingga banyak arsip kantor yang hilang dan hancur. Anemer Lim A Goh sempat dimasukkan ke dalam kamp interniran di penjara Sukamiskin yang dia bangun untuk beberapa bulan oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai kolaborator pemerintah Hindia Belanda. Kejadian ini pasti tidak pernah terbayangkan oleh Lim A Goh ketika membangun penjara Sukamiskin pada awal tahun 1920-an.

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

Senin, 22 Oktober 2012

Profile Lapas Pariwisata, Sukamiskin

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

SOEKARNO menulis buku INDONESIA MENGGUGAT di Lapas Sukamiskin



“INDONESIA MENGGUGAT” Kata-kata ini mungkin terlalu sering kita dengar. Kata yang terangkai dengan begitu heroik. Tapi benarkah kata-kata tersebut sesuatu yang heroic ? Apa bila benar maka di mana letak keheroikannya ?

Pembelaan Bung Karno yang diberinya judul “INDONESIA MENGGUGAT” adalah salah satu masterpiece pemikiran Bung Karno. Butir-butir pemikiran yang ia tuang dalam teks pembelaan itu, benar-benar merupakan hasil kontemplasi seorang pemikir muda, dalam ruang tahanan Belanda selama delapan bulan.

Persidangan yang bersejarah itu sendiri berlangsung 18 Agustus 1930, bertempat di Jl. Landraad Bandung. Tuduhan kepada Bung Karno cukup serius, yakni pelanggaran terhadap Undang Undang Hukum Pidana, pasal 161, 171, dan 153 yang dikenal sebagai Haatzaai artikelen, sebuah pasal yang sangat lentur. Pasal yang acap digunakan pihak penguasa terhadap “musuh politik”, yang sebenarnya merupakan delik penyebaran rasa benci.

Sukarno, bersama tiga rekannya: Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Supriadinata dituduh mengambil bagian dalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan menjalankan kejahatan, di samping usaha yang mengarah pada penggulingan kekuasaan Hindia Belanda. Adapun organisasi yang dimaksud adalah Perserikatan Nasional Indonesia, yang didirikan pada tanggal 27 Juli 1927. Oranigasi itulah yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya Partai Nasional Indonesia (PNI).

Persidangan berlangsung panjang, sejak bulan Agustus hingga Desember 1930. Dalam keseluruhan rangkaian persidangan, pihak Hindia Belanda menampilkan saksi utama untuk penuntut umum, Komisaris Polisi Albreghs. Tapi kesemua keterangan, sama sekali gagal mengarahkan kepada kesimpulan adanya subversi komunis. Upaya penuntut umum untuk menunjukkan adanya hubungan langsung antara PNI dan Perhimpunan Indonesia di Belanda, yang mengarahkan adanya subversi komunis.

Semua tudingan itu berhasil ditepis Sukarno, sebalinya Sukarno berhasil membuktikan independensi PNI. Dalam proses persidangan, Bung Karno dkk didampingi pengacara Suyudi SH, Ketua PNI Cabang Jawa Tengah, tuan rumah saat Sukarno ditangkap, Mr Sartono, seorang rekan dari Algemeene Studieclub yang tinggal di Jakarta dan menjadi Wakil Ketua yang mengurus soal keuangan partai, Mr Sasromulyono yang tinggal di Bandung. Ketiganya melakukan tugasnya tanpa dibayar, bahkan rela mengongkosi seuruh pengeluaran.

Sekalipun begitu, Sukarno merasa perlu menyiapkan pembelaannya sendiri. Nah, kumpulan pembelaan itulah yang kemudian dirangkum dalam buku INDONESIA MENGGUGAT. Buku itu telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing. Sampai sekarang, INDONESIA MENGGUGAT menjadi dokumen sejarah politik Indonesia.

Silahkan Buku asli " Indonesia Menggugat " dalam bentuk PDF


0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

Minggu, 21 Oktober 2012

Jalan-Jalan Wisata ke Lapas Sukamiskin

Mengajak keluarga untuk berlibur bersama rupanya sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini.
Selain dapat melepas penat akan aktivitas dunia kerja sehari-hari,kegiatan ini juga dapat menambah keharmonisan rumah tangga dan meningkatkan pengetahuan keluarga.

Mengunjungi lokasi-lokasi yang menyuguhkan pesona pemandangan alam ataupun lokasi wisata seperti taman bermain dan kebun binatang, serta mendatangi pusat hiburan dan perbelanjaan mungkin sudah menjadi hal biasa yang dilakukan.

Bila demikian, ada baiknya bila dicari lokasi berlibur baru yang tergolong unik dan mendidik. Bagi yang senang akan hal-hal “berbau” nilai sejarah, mencoba wisata heritage adalah salah satu pilihan yang dapat dilakukan.

Selain mengunjungi museum-museum, yaitu salah satu lokasi yang menampung banyak benda bersejarah, mengunjungi lembaga pemasyarakatan (Lapas) atau penjara boleh jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk dilakukan bersama keluarga.

Mendengar kata Lapas atau penjara mungkin timbul rasa takut. Ini adalah sesuatu yang wajar, karena biasanya tempat tersebut sangat identik dengan kejahatan dan pelaku kejahatan di dalamnya.

Namun demikian, Lapas yang sangat menarik dikunjungi adalah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin yang terletak di Bandung, Jawa Barat.

Di lembaga pemasyarakatan inilah sebuah pemikiran tentang Kemerdekaan Indonesia berawal. Di bangunan seluas 14 hektar ini, dalam salah satu selnya berukuran 3.2 × 2.5 meter, nomor kamar 233 (sekarang namanya ruangan Timur Atas 01 atau TA 01), Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno pernah jadi penghuninya, dihukum pemerintah kolonial Belanda selama setahun enam bulan (1930-1931) sebagai tahanan politik di situ.

Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuhham), Patrialis Akbar, beserta Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menjadikan lembaga pemasyarakatan yang terletak di Jalan A.H Nasution itu sebagai salah satu objek wisata di Jawa Barat pada akhir tahun 2010.

“Wisata lapas ini pertama kalinya di Indonesia. Mudah-mudahan dengan adanya wisata lapas ini, masyarakat tidak takut dengan penjara dan dapat dijadikan sebagai edukasi kepada masyarakat,” kata Patrialis Akbar usai menghadiri acara penandatanganan peraturan bersama tentang Sinkronisasi Sistem Peradilan Pidana, di Bandung, Selasa 22 Juni 2010.

Meski sudah cukup lama, namun sel tahanan Bung Karno ini masihterlihat rapi dan terawat, dengan dua jendela yang menghadap ke arah matahari terbit. Soekarno menghabiskan masa-masa hukumannya dengan membaca buku.

Hal ini terbukti dengan adanya dua buah lemari dan sebuah rak buku dengan 16 buku koleksi Bung Karno di dalam kamar tersebut. Selain itu, ada pula foto-foto presiden pertama Indonesia itu.

Petugas setempat mengakui, bahwa kondisi dan posisi barang-barang yang ada di dalam kamar TA 01 ini tetap seperti apa adanya saat dihuni Soekarno, hanya cat pada dindingnya saja yang telah diubah dengan warna biru dari sebelumnya berwarna putih.

Pada masanya, penjara Sukamiskin merupakan penjara yang dikhususkan untuk tahanan intelektual.

Lapas yang dibangun pada tahun 1918 ini merupakan hasil karya arsitektur asal Belanda, Prof CP Wolff Schoemaker, dengan jumlah sel tahanan sebanyak 552 kamar yang terdiri atas empat blok, yaitu Blok Barat, Timur, Utara dan Selatan.

Untuk mencapai lokasi ini, wisatawan dapat mengambil rute melalui Leuwi Panjang lalu turun di kawasan Cibiru, kemudian dilanjutkan dengan naik angkutan kota (angkot) jurusan Cicaheum.

Sedangkan jika dari Stasiun Bandung, dapat menggunakan angkot yang menuju Sadang Serang, lalu turun di Makam Pahlawan Cikutra. Dari lokasi tersebut, perjalanan bisa menggunakan angkot menuju Cicaheum (nama angkotnya Cicaheum-Ledeng/Cicaheum Binong). Kemudian dilanjutkan lagi dengan angkot yang menuju ke arah Cibiru untuk mencapai Lapas Sukamiskin.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36055

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

Kamis, 18 Oktober 2012

Lapas Sukamiskin Satu-Satunya Wisata Penjara di Indonesia

Surat Bung Karno dari Sukamiskin Sukamiskin, 17 Mel 1931
Saudaraku! Baru sekarang saya menulis dari Sukamiskin, karena orang tangkapan hanya boleh berkirim surat sekali dalam dua minggu. Sesudah masuk ke dalam rumah kurungan, hampir semua yang saya bawa dari rumah tahanan di Bandung, diambil. Setiap hari saya mesti bekerja keras. Malam hari, badan sudah letih sehingga belajar pun tak ada hasilnya. Sukamiskin tak lebih daripada rumah kurungan, dan saya ini adalah orang hukuman, yang mesti menyembah larangan dan suruhan, seorang manusia yang mesti melupakan kemanusiaannya. Orang hukuman tiada lain daripada seekor binatang ternak; orang hukuman menurut Nietzche, ialah orang yang dijadikan manusia yang tidak mempunyai kemauan sendiri, seperti binatang ternak. Namun demikian, hatiku tinggal tetap; tak pernah saya melupakan suara hatiku. Bukankah Sir Oliver Lodge telah mengajarkan “No sacrifice is wasted,” atau dalam bahasa Jawa “Jer basuki mawa beya.”

Jauh sebelum ini, Bung Karno beberapa dekade lalu ketika menjadi tahanan dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung pun menyuarakan ketidakadilan untuk bangsa ini.

Sang Proklamator itu terus melawan dari balik tembok penjara melalui penanya menuliskan pledoi (pembelaan) demi mendapatkan keadilan dalam persidangan. Di kamar TA (Blok Timur Atas) 01 Soekarno ditahan atas tuduhan yang sengaja dicari-cari dan kelak dibenarkan Landraad Belanda di Bandung pada 22 Desember 1930. Di kamar itu mantan presiden pertama Indonesia menulis pledoi yang sangat terkenal; “Indonesia Menggugat”.

Bung Karno secara tajam membahas kejahatan imperialisme dan kolonialisme di dunia, khusunya di Hindia-Belanda. Rakyat Indonesia diperlakukan secara kejam dengan wajib tanam, dan jikapun diberikan upah, sangatlah kecil, yakni “segobang” (2,5 sen) sehari. Padahal, pendapatan Hindia-Belanda dari perusahaan swasta sangat besar. Inilah sepenggal kisah perjuangan bapak pendiri bangsa sehingga Sukamiskin layak menjadi salah satu destinasi wisata sejarah.

Lapas di Jalan A.H Nasution Bandung, Jawa Barat ini memang bukan rumah tahanan (rutan) sembarangan, dan barangkali satu-satunya yang terbilang layak bagi para penghuninya. Setiap tahanan berhak atas ruangan 2 x 1 meter tanpa harus berbagi dengan tahanan lain. Penjara dengan sejarah cukup panjang ini dibangun 1817 oleh Pemerintahan Belanda dengan luas lebih dari 2 hektar.

Bangunan dengan bentuk trapesium dua lantai menjadi tempat tahanan politik semasa Belanda berkuasa. Sejak ditangani pemerintah Indonesia pasca kemerdekaan, secara fisik bentuk bangunan LP Sukamiskin tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bangunan tambahan kantor sipir dan kepala LP, serta patung seorang ibu sedang menggendong anaknya, di halaman depan gedung.

Awalnya wisatawan yang bertandang hanyalah komunitas pemerhati sejarah karena harus melalui prosedur sangat rumit dan jadwal yang ketat. Setelah resmi sebagai salah satu tujuan wisata sejarah pada Juni 2010 oleh Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, masyarakat umum bisa berkunjung ke penjara tersebut setiap saat. Program ini merupakan pertama kali di Indonesia.

Pengunjung bisa merasakan langsung atmosfer sejarah kamar Bung Karno yang sengaja dibiarkan kosong oleh pengelola penjara. Di dalam, sejumlah buku-buku koleksi Soekarno maupun buku yang bercerita tentang pemikiran brilian Bung Karno terpajang rapi, meski jumlahnya tidak banyak. Selain itu, ruang ini juga berisi sebuah kursi dari rotan, ranjang lipat dengan toilet duduk di bawahnya, serta tempat makan alumunium yang pernah dipakai oleh tahanan zaman itu.

Selain sejarah perjuangan yang dapat dipetik, wisata sejarah di Sukamiskin akan memberikan pendidikan luar biasa bagi setiap individu yang berkesempatan masuk ke dalam gedung yang dijaga ketat ini. Mengetahui betapa tersiksanya menjadi seorang tahanan menjalani malam-malam kelam sendirian. Melepas lelah setelah seharian bekerja secara paksa tanpa sanak keluarga dan kolega.

Paling tidak kita akan berpikir seribu kali untuk melakukan segala tindak kejahatan yang bisa menghantarkan kita ke penjara. Tentu kita tidak mau status sebagai tahanan melekat pada diri kita bukan? Namun, lain halnya dengan Bung Karno. Menjadi tahanan justru karena perjuangan membela kebenaran. Seperti itulah pengorbanan pendiri bangsa kita yang bisa diketahui dari surat yang ditulis untuk saudara sebangsa di luar tembok penjara.

Sejak masa Bung Karno, rutan ini memiliki sebuah percetakan yang mempekerjakan para terhukum. Sampai detik ini percetakan itu masih beroperasi sebagai pembinaan para tahanan. Wisatawan akan diarahkan juga meninjau percetakan penjara. Begitu memasuki ruangan yang memanjang ini seolah berada pada sebuah museum percetakan. Puluhan koleksi mesin cetak kuno dengan berbagai merek dari Eropa berjajar rapi.

Sukamiskin ternyata hanya sebuah nama, tanpa merujuk kepada kemiskinan dengan makna sebenarnya. Bahkan mungkin penjara peninggalan Belanda ini merupakan satu-satunya yang memiliki fasilitas di atas rata-rata. Wisatawan bisa melihat pula bagaimana gereja dalam penjara lengkap dengan sebuah piano untuk mengiringi setiap kebaktian. Masjid di seberang blok pun tampak begitu megah.

Belum lagi sebuah perpustakaan yang begitu rapih dan peralatan audio visual yang dapat dinikmati oleh setiap napi yang ingin memperdalam pengetahuan. Semua ini menjadi bagian dari tur penjara di Sukamiskin. Dan sebelum menghirup udara bebas ke luar pintu penjara, para wisatawan akan menjadi bagian dari sejarah dengan suguhan film dokumenter tentang keberadaan Penjara Sukamiskin dari semula hingga kini.

Maka pelajaran yang bisa diambil hikmahnya dari wisata sejarah ini, bahwa senyaman-nyamannya hidup dalam tembok penjara, jauh lebih nyaman menikmati hari-hari bebas di tengah keluarga.

http://www.potlot-adventure.com/2011/05/24/lp-sukamiskin-satu-satunya-wisata-penjara-di-indonesia/

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

Lapas Sukamiskin sebagai Obyek Wisata


BANDUNG (Pos Kota) – Rabu, merupakan hari yang mengejutkan bagi warga Bandung. Mengapa, tidak, secara resmi LP Sukamiskin Bandung yang sejak zaman Belanda dijadikan tempat ‘mengkerangkeng’ tahanan politik kini mendadak diresmikan menjadi tempat objek wisata. Bahkan, Walikota Bandung Dada Rosada, mengaku optimis, LP ini bisa menyedot pengujung untuk melengkapi paket wisata yang selama ini ada di kota Kembang.

Memang sangat mengejutkan. Tapi ini kenyataan. Tak sedikit warga Bandung kembali mempertanyakan sistem penerimaan kunjungan wisata yang akan dilakukan LP Sukamiskin Bandung. Di sisi lain pengujung ingin melihat kondisi LP mulai luar hingga ke dalam, namun di lain pihak, adanya keriskanan pihak LP untuk menerima pengujung dengan alasan keamanan. Olehkarena itu, untuk tetap memuaskan wisatawan, diharapkan, pemda dan LP harus segera mengeluarkan aturan yang sifatnya tak merugikan wisatawan dan tak menganggu keamanan di LP.

Setelah diresmikannya LP Sukamiskin Bandung menjadi objek wisata sejarah, tak menutup kemungkinan banyak pengujung yang ingin melihat dan masuk ke LP itu. Berkaitan dengan hal tersebut, pengaturan jam kunjungan antara wisatawan dan pembezuk napi harus tetap diatur sedemikian rupa sehingga tak ada yang dirugikan. “Kami siap melayani wisatawan tapi tetap mendahulukan keamanan napi. Keamanan LP yang menjadi kunci utama,” kata Kalapas Sukamiskin Bandung, Murdjito.

edua permasalahan tadi idealnya harus segera dikaji supaya tidak menjadi ganjalan dalam menjalankan tugas wisata atau pun tak menggangu dalam menjalankan tugas di Lembaga pemasyarakatan. Paling tidak, aturan yang bersifat baku dan saling menguntungkan kedua belah pihak harus segera ditelorkan sehingga bisa menjadi pegangan dalam menjalankan program wisata sejarah tadi.
TETAP MEGAH
Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin Bandung, berdiri tahun 1817. Pemerintahan Belanda yang waktu itu berkuasa di Indonesia mendirikan lembaga pemasyarakatan yang dikhususkan untuk ‘mengkerangkeng’ kaum politisi yang membandel dan melawan pemerintahnnya. Untuk memuluskan pemerintahannya di tanah air ini, akhirnya Belanda membangun LP tadi di atas lahan 2 hektar, yang terletak di Jalan Raya Ujungberung, Sukamiskin Bandung.

sejak berdiri hingga kini LP Sukamiskin Bandung memiliki 552 kamar tahanan dengan bangunan dua lantai. Pada tahun 1930 Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno (Bung Karno) sempat dipenjara di LP ini. Belanda memenjarakan Soekarno karena dinilai membangkang terhadap Belanda. Untuk membuat Soekarno tak berdaya, akhirnya Desember 1930 Belanda menjebloskan orang nomor satu waktu itu ke salah satu kamar di lantai dua di LP itu. Hingga kini kamar tadi terpelihara dan dijadikan kamar sejarah. ” Bekas Kamar Bung Karno,” demikian tulisan yang terpampang di LP tadi.

ondisi bangunan di LP Sukamiskin Bandung memang sangat memukau. Selain memiliki halaman luas yang dijadikan tempat pertanian, juga tempat parkir di LP tersebut tergolong luas. Ke arah Timur dari LP berdiri pesantren Sukamiskin, kemudian ke arah Barat berdiri gedung LP wanita dan Rubasan. berjalan beberapa meter dari LP Wanita, kita bisa melihat lapangan Pacuan Kuda, yang terletak di kompleks perumahan Arcamanik Bandung.

Lembaga Pemsyarakat Sukamiskin yang sudah berdiri ratusan tahun nampak belum ada perubahan dalam segi bangunan. Pihak LP terus berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan perubahan terhadap bangunan itu karena sudah menjadi bangunan sejarah. Olehkarenanya, banyak yang menyebut kondisi bangunan LP Sukamiskin Bandung masih orsionil dengan bentuk aslinya. Priana, Kadisbudpar Kota Bandung, menegaskan dengan adanya bentuk bangunan yang unik, dan masih orsinil merupakan modal dasar untuk dijadikannya objek wisata.
STRATEGIS
Gedung Sukamiskin Bandung, berdiri di tempat yang strategis. Selain mudah dijangkau juga LP ini bisa dilalui kendaraan umum selama 24 jam. Untuk wisatawan yang datang dari Jakarta dan sekitarnya bisa menggunakan bus wisatawan atau pribadi. Jalan yang dilalui dari Jakarta masuk tol Cipularang, kemudian keluar di pintu tol Pasteur, masuk ke jembatan layang Pasupati (Gedung Sate) kemudian melaju lurus ke arah Terminal Bus Cicaheum hingga tembus ke LP Sukamiskin Bandung.

rute lainnya, darei Jakarta bisa keluar di pintu tol Cileunyi, melaju ke arah Cibiru masuk Ujungberung, dan tiba di LP Sukamiskin Bandung. Atau jalan menuju LP bisa dilewati dari pintu tol Buahbatu, belok kanan masuk Jalan Soekarno-Hatta. Ketika sampai Pasar Induk Gedebage, belok kiri kemudian lurus menuju jalan raya Ujungberung Bandung. Jalan lain punbisa ditempuh dari Pasar Induk Gedebage Bandung lurus kemudian melaju ke jalan Arcamanik Bandung hingga tiba di LP Sukamiskin Bandung.

http://poskota.co.id/berita-terkini/2010/03/18/lp-sukamiskin-obyek-wisata

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami

SUKAMISKIN JADI WISATA LAPAS PERTAMA DI INDONESIA

Bandung, 22/6 (ANTARA) - Departemen Hukum dan HAM akan menjadikan Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, menjadi tempat wisata lembaga pemasyarakatan pertama di Indonesia.

"Wisata lapas ini pertama kalinya di Indonesia," kata Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar usai menghadiri acara Penandatangan Peraturan Bersama tentang Sinkronisasi Sistem Peradilan Pidana, di Bandung, Selasa. Ia menjelaskan, tujuan diadakannya wisata lapas tersebut ialah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang seluk-beluk lembaga pemasyarakatan. "Masyarakat selama ini tidak tahu bagaimana sih kehidupan di lapas itu. Bahkan ada orang yang berkata bahwa hidup di lapas itu enak katanya," ujar Patrialis. 

Menurut dia, wisata lapas ini juga bisa dijadikan sebagai ajang pendidikan kepada masyarakat. "Mudah-mudahan dengan wisata lapas ini masyarakat jadi takut untuk masuk penjara. Ini bisa dijadikan sebagai edukasi kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu, Kepala Lapas Sukamiskin Bandung Murdjito, menyatakan, Lapas Sukamiskin dijadikan sebagai lokasi wisata karena mempunyai nilai historis serta herois. Secara historis, kata Murdjito, Lapas Sukamiskin pernah menjadi tempat penahanan bagi tokoh proklamator Indonesia yakni Bung Karno.

Presiden Pertama RI itu sempat menjadi penghuni hotel prodeo itu selama satu tahun enam bulan. Sementara itu dari sisi herois, Lapas Sukamiskin merupakan saksi atas perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Ia berharap, para pengunjung yang datang berwisata ke Lapas Sukamiskin dapat mengenal lebih jauh nilai-nilai kepahlawanan para pejuang kemerdekaan.

"Kami juga berharap dengan wisata lapas ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dalam diri masyarakat Indonesia," katanya. Dia mengatakan, dengan wisata lapas ini, para pelajar diharapkan dapat mengenal sejarah dan mengetahui sisi lain kehidupan dari Ir Soekarno sebagai salah satu pendiri Bangsa Indonesia.

Menurut dia, pelaksanaan wisata lapas ini akan berkerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. "Kalau dari pihak kami wisata ini gratis, tapi kalau dari orang dinas pariwisata ngak tahu. Yang pasti, kami menargetkan tahun ini wisata lapas ini bisa selesai," kata Murdjito.

***3*** Ajat S COPYRIGHT © 2010 ANTARAJAWABARAT PubDate: 23/Oct/2012 12:04

0 komentar:

Komentar anda, akan menambah perbaikan pelayanan untuk kami